Gejala ketoasidosis diabetikum – Ketoasidosis diabetikum adalah komplikasi serius dari diabetes yang sering diabaikan, namun sangat berbahaya. Kondisi ini biasanya terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan insulin, menyebabkan lemak dipecah menjadi energi dan menghasilkan keton sebagai produk sampingan. Ketika keton menumpuk dalam darah, ia bisa bersifat asam dan mengganggu keseimbangan tubuh, menyebabkan berbagai gejala yang bisa berujung pada koma atau bahkan kematian jika tidak ditangani segera.
Menurut penelitian, sekitar 4-9% dari pasien diabetes di Indonesia mengalami ketoasidosis diabetikum setiap tahunnya, dengan angka kematian mencapai 5%, tidak semua penderita diabetes menyadari gejala awal dari kondisi ini. Dengan mengenali tanda-tanda dini dan memahami cara pencegahannya, diharapkan para penderita diabetes bisa lebih waspada dan mencegah risiko komplikasi yang mengancam nyawa ini.
Baca Juga : HbA1c: Memahami Pentingnya Tes Ini bagi Kesehatan Anda
Tanda-Tanda Awal Ketoasidosis Diabetikum yang Perlu Diwaspadai
Ketoasidosis diabetikum sering kali berkembang secara perlahan-lahan, namun dalam beberapa kasus bisa terjadi dengan sangat cepat. Berikut ini adalah beberapa gejala awal ketoasis diabetikum yang harus diwaspadai:
1. Kelelahan Ekstrem dan Haus Berlebihan
Tubuh yang kekurangan insulin akan kesulitan untuk menggunakan gula darah sebagai energi. Hal ini menyebabkan tubuh memecah lemak sebagai bahan bakar, yang ternyata adalah proses yang cukup menguras energi. Akibatnya, penderita akan merasakan kelelahan yang ekstrem. Mereka juga akan merasakan haus berlebihan, meskipun sudah banyak minum. Ini terjadi karena tubuh berusaha membuang keton dari darah melalui urin, sehingga kehilangan banyak cairan.
Selain kelelahan dan haus, penderita juga sering kali mengalami mulut kering, yang bisa menjadi salah satu gejala awal ketoasidosis diabetikum. Penderita mungkin tidak merasakan bahwa gejala ini cukup berbahaya, namun jika diabaikan, kondisi ini bisa berkembang menjadi lebih parah.
2. Mual, Muntah, dan Sakit Perut yang Memburuk
Ketika tubuh mulai menghasilkan lebih banyak keton, pH darah akan menjadi lebih asam. Kondisi ini menyebabkan mual dan muntah sebagai reaksi alami tubuh untuk “membuang” zat yang tidak seimbang dari sistem. Gejala ini juga bisa disertai sakit perut yang berkepanjangan, yang sering kali salah diartikan sebagai gejala maag atau gangguan pencernaan biasa.
Perlu dicatat, bagi sebagian orang, gejala ini bisa terasa mirip dengan masalah lambung atau gangguan pencernaan lainnya. Namun, perbedaannya adalah bahwa pada kasus ketoasidosis, rasa mual dan muntah bisa berlangsung lebih lama dan terasa lebih menyiksa. Jika Anda atau kerabat Anda yang memiliki diabetes mengalami gejala ini, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan kadar keton dalam darah atau urin.
Baca Juga : Mengungkap Misteri Resistensi Insulin yang Jarang Diketehaui
Dampak Jangka Panjang Ketoasidosis Diabetikum pada Kesehatan
Ketika tidak diatasi dengan baik, ketoasidosis diabetikum dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang. Beberapa risiko yang mungkin muncul termasuk kerusakan organ, terutama ginjal dan hati, serta komplikasi jantung. Kondisi ketoasidosis juga bisa meningkatkan risiko koma diabetik, kondisi ketika tubuh kehilangan kesadaran akibat kadar gula dan keton yang terlalu tinggi. Penderita diabetes yang pernah mengalami ketoasidosis juga berisiko tinggi untuk mengalaminya lagi, terutama jika pola makan dan manajemen gula darah tidak terkontrol.
Salah satu langkah preventif yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga pola makan yang baik. Mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti beras Amandia, bisa membantu menjaga kestabilan gula darah. Beras Amandia adalah pilihan yang tepat bagi mereka yang ingin menikmati nasi tanpa perlu khawatir akan lonjakan gula darah yang mendadak, sehingga bisa membantu mengurangi risiko komplikasi diabetes.
Kesimpulan
Ketoasidosis diabetikum adalah kondisi darurat medis yang sangat berbahaya bagi penderita diabetes, dengan risiko komplikasi serius jika tidak ditangani segera. Gejala awal seperti kelelahan ekstrem, haus berlebihan, mual, dan sakit perut sering kali diabaikan atau disalahartikan sebagai masalah kesehatan biasa. Dengan mengenali tanda-tanda tersebut, penderita diabetes bisa mengambil tindakan lebih cepat dan terhindar dari risiko komplikasi yang mengancam nyawa.
Bagi Anda yang memiliki diabetes, penting untuk selalu waspada terhadap perubahan tubuh Anda dan tetap menjaga pola makan yang sehat. Salah satu cara menjaga kestabilan gula darah adalah dengan memilih makanan yang memiliki indeks glikemik rendah, seperti beras Amandia, yang bisa menjadi solusi bagi mereka yang ingin mengontrol gula darah namun tetap bisa menikmati nasi. Pesan sekarang juga beras Amandia di nomor WA kami di nomor +62811 2640 150 dan dapatkan penawaran menariknya.
Apakah Anda atau keluarga Anda memiliki riwayat diabetes? Sudahkah Anda mengambil langkah preventif untuk menghindari ketoasidosis diabetikum?
Pernah merasakan langsung dampak diabetes dalam keluarga, kini berbagi kisah inspiratif untuk mencegah orang lain mengalami hal serupa. Mari bersama wujudkan hidup sehat dan bebas diabetes!