Ciri-Ciri Diabetes di Usia Muda: Kenali Tandanya Sebelum Terlambat!

Ciri-Ciri Diabetes di Usia Muda: Kenali Tandanya Sebelum Terlambat!

Amandia.id – Siapa bilang diabetes hanya penyakit orang tua? Faktanya, semakin banyak anak muda yang didiagnosis mengidap penyakit kronis ini. Bayangkan, sedang asyik menikmati masa muda, tiba-tiba harus berurusan dengan suntikan insulin dan pantangan makanan. Sungguh mengejutkan, bukan?

Diabetes di usia muda seringkali tidak disadari karena gejalanya yang samar dan seringkali diabaikan. Padahal, deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius di kemudian hari. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang tanda-tanda diabetes yang seringkali luput dari perhatian.

Mengapa Diabetes Bisa Menyerang Usia Muda?

Kisah ini dimulai dari seorang remaja bernama Dika, 17 tahun, yang dulunya aktif dan selalu energik. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Dika mulai merasa sering kelelahan, kehilangan berat badan tanpa alasan yang jelas, dan menjadi sangat mudah haus. Orang tuanya awalnya mengira itu hanya efek dari stres belajar di sekolah, namun gejala tersebut tidak kunjung hilang. Setelah berkonsultasi dengan dokter, barulah diketahui bahwa Dika mengalami diabetes tipe 1.

Kasus seperti Dika tidak jarang terjadi. Menurut data dari International Diabetes Federation, sekitar 1,1 juta anak dan remaja di seluruh dunia menderita diabetes tipe 1. Sementara itu, diabetes tipe 2 yang sebelumnya dianggap hanya terjadi pada orang dewasa, kini juga semakin banyak ditemukan pada remaja dan anak muda akibat pola hidup yang tidak sehat.

Baca Juga : Mengenal Lebih Dekat Diabetes Kering: Ciri-ciri, Risiko, dan Pencegahan

Ciri-Ciri Diabetes di Usia Muda

1. Sering Buang Air Kecil dan Merasa Haus Berlebihan
Salah satu gejala utama diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2, adalah sering buang air kecil. Hal ini terjadi karena tubuh berusaha mengeluarkan kelebihan gula dari darah melalui urin. Seiring dengan itu, rasa haus yang berlebihan pun muncul karena tubuh mengalami dehidrasi. Jika anak atau remaja Anda sering merasa haus dan harus pergi ke kamar mandi lebih sering dari biasanya, waspadai ini sebagai salah satu tanda awal diabetes.

2. Penurunan Berat Badan yang Tidak Dijelaskan
Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas juga bisa menjadi tanda diabetes di usia muda. Tubuh yang tidak mampu menggunakan glukosa sebagai sumber energi akan mulai membakar lemak dan otot untuk mendapatkan energi, yang mengakibatkan penurunan berat badan secara tiba-tiba. Ini terutama terlihat pada diabetes tipe 1, di mana pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup untuk mengolah gula darah.

Baca Juga : Kenapa Gula Darah Bisa Naik-Turun? Ini Jawabannya!

Lebih dari Sekadar Penyakit Orang Tua: Bahaya Diabetes di Usia Muda

Sayangnya, diabetes di usia muda sering kali tidak terdiagnosis atau disalahartikan sebagai kondisi lain karena gejalanya yang mirip dengan penyakit lain atau akibat gaya hidup yang tidak sehat. Ini bisa berbahaya karena tanpa penanganan yang tepat, diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan saraf, penyakit jantung, hingga masalah pada mata.

Faktanya, sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Journal of the American Medical Association menunjukkan bahwa risiko komplikasi diabetes meningkat lebih cepat pada mereka yang didiagnosis di usia muda dibandingkan dengan mereka yang didiagnosis di usia lebih tua. Ini menunjukkan betapa pentingnya mengenali dan menangani diabetes sedini mungkin.

Kesimpulan

Diabetes di usia muda bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng. Mengenali ciri-ciri diabetes di usia muda seperti sering buang air kecil, rasa haus berlebihan, dan penurunan berat badan yang tidak dijelaskan dapat membantu diagnosis dini dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala-gejala ini, sebaiknya segera konsultasikan dengan tenaga medis.

Apakah Anda pernah mengalami atau mengenal seseorang yang mengalami gejala-gejala seperti ini? Bagaimana cara Anda atau mereka menghadapinya? Mari berbagi cerita dan saling mendukung untuk hidup lebih sehat.

Efek Gula Darah Tinggi: Mengapa Penting untuk Mengendalikannya?

Efek Gula Darah Tinggi: Mengapa Penting untuk Mengendalikannya?

Efek gula darah tinggi – Bagi penyandang diabetes, menikmati semangkuk nasi hangat bisa menjadi dilema. Di satu sisi, nasi adalah makanan pokok yang digemari banyak orang. Di sisi lain, nasi putih biasa dapat memicu lonjakan gula darah, memperburuk kondisi diabetes, dan meningkatkan risiko komplikasi. Statistik menunjukkan bahwa 10 juta orang di Indonesia menderita diabetes, dan jumlah ini terus meningkat. Gula darah tinggi yang tidak terkontrol dapat membawa komplikasi serius, seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan bahkan kebutaan.

Bayangkan, rasa haus yang tak tertahankan, mulut kering, dan sering buang air kecil. Gejala-gejala ini menandakan gula darah tinggi, momok bagi para penyandang diabetes. Kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol dapat membawa konsekuensi serius, seperti kerusakan saraf, penyakit ginjal, dan bahkan penyakit jantung. Lebih mengkhawatirkan lagi, hiperglikemia (gula darah tinggi) sering kali luput dari perhatian. Gejalanya yang mirip dengan kelelahan atau stres, membuat banyak orang mengabaikannya.

Gula darah tinggi atau hiperglikemia adalah kondisi yang sering dihadapi oleh penderita diabetes. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, sekitar 10,9% penduduk Indonesia menderita diabetes. Hiperglikemia yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti penyakit jantung, kerusakan saraf, dan gagal ginjal2. Namun, ada cara untuk mengelola kondisi ini, salah satunya adalah dengan memilih jenis beras yang tepat.

Baca Juga : Diabetes: Menilik Lebih Dalam Penyakit Kronis yang Memengaruhi Jutaan Orang di Dunia

Mengapa Gula Darah Tinggi Berbahaya? | Efek Gula Darah Tinggi

Gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf di seluruh tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk:

  1. Penyakit Kardiovaskular: Hiperglikemia kronis dapat menyebabkan pengerasan arteri, meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
  2. Kerusakan Saraf (Neuropati): Tingginya kadar gula darah dapat merusak saraf, terutama di kaki, yang dapat menyebabkan rasa sakit, kesemutan, atau bahkan kehilangan sensasi.Gagal
  3. Ginjal: Kadar gula dalam darah menunjukkan diatas batas normal dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, yang dapat menyebabkan gagal ginjal.

Apa yang membedakan beras Amandia?

Namun, bukan berarti penderita diabetes harus hidup tanpa nasi. Kabar baiknya, kini hadir beras Amandia dari Eka Farm, solusi tepat untuk menikmati nasi tanpa khawatir lonjakan gula darah. Di sinilah Beras Amandia dari Eka Farm hadir sebagai solusi. Beras ini diolah dengan teknologi khusus yang menurunkan indeks glikemik (IG) secara signifikan. IG adalah indikator seberapa cepat karbohidrat diubah menjadi gula darah. Semakin rendah IG, semakin lambat pelepasan gula darah, sehingga meminimalisir lonjakan gula darah setelah makan.

Apa yang membedakan beras Amandia?

  • Indeks Glikemik Rendah: Beras Amandia memiliki indeks glikemik (IG) yang lebih rendah dibandingkan beras putih biasa. Artinya, penyerapan gulanya ke dalam darah berlangsung lebih lambat, sehingga lonjakan gula darah tidak terjadi.
  • Kaya Serat: Beras Amandia mengandung serat yang lebih tinggi, sehingga membantu menjaga rasa kenyang lebih lama dan memperlambat proses pencernaan, sehingga gula darah lebih stabil.
  • Sumber Vitamin dan Mineral: Beras Amandia diperkaya dengan vitamin dan mineral yang penting untuk kesehatan tubuh, seperti vitamin B1, zat besi, dan kalsium.

Sedikit kisah dari ibu Tini, 57 tahun, didiagnosis diabetes tipe 2 beberapa tahun lalu. Awalnya, beliau merasa frustasi karena harus pantang nasi. Namun, setelah mencoba beras Amandia, kekhawatirannya sirna.

“Sekarang, saya bisa makan nasi putih lagi tanpa rasa khawatir. Gula darah saya pun lebih terkontrol, dan saya merasa lebih berenergi,” ujar Ibu Tini dengan penuh semangat.

Baca Juga : Berapa Sendok Nasi untuk Diet yang Ideal? Ini Jawabannya!

Melangkah Maju dengan Diabetes

Namun, perlu diingat bahwa Beras Amandia hanyalah salah satu alat dalam mengelola diabetes. Konsultasi dengan dokter dan edukator diabetes tetaplah penting untuk mendapatkan panduan yang tepat dan sesuai anjuran yang disarankan. Tunggu apa lagi pesan sekarang juga beras Amandia melalui kontak person kami di nomor WA +628112640150.

Apakah Anda siap mengambil langkah maju dalam mengendalikan diabetes dan bebas dari rasa khawatir komplikasi?