Tape Ketan Putih untuk Diabetes: Manis yang Perlu Diwaspadai atau Boleh Dicoba?

Tape Ketan Putih untuk Diabetes: Manis yang Perlu Diwaspadai atau Boleh Dicoba?

Tape ketan putih untuk diabetes – Pak Rudi, seorang pensiunan guru, punya kebiasaan menikmati tape ketan putih setiap akhir pekan. Sejak kecil, ia sudah terbiasa dengan manisnya tape buatan ibunya. Namun, setelah didiagnosis diabetes tipe 2, ia mulai ragu, apakah kebiasaan ini harus dihentikan? Seperti Pak Rudi, banyak orang bertanya-tanya, apakah tape ketan putih aman untuk penderita diabetes atau justru berisiko?

Kandungan Gizi dan Dampaknya bagi Penderita Diabetes

Tape ketan putih dibuat melalui proses fermentasi ketan dengan ragi, menghasilkan rasa manis alami serta tekstur lembut. Namun, yang sering tidak disadari adalah bahwa proses ini mengubah kandungan karbohidratnya. Fermentasi mengubah pati dalam beras ketan menjadi gula sederhana, yang bisa dengan cepat diserap oleh tubuh. Menurut penelitian dari Journal of Food Science and Technology, kadar gula dalam tape ketan bisa mencapai 12-18 gram per 100 gram, tergantung proses fermentasinya.

Di sisi lain, tape ketan juga mengandung probiotik yang baik untuk pencernaan. Studi yang diterbitkan dalam International Journal of Food Microbiology menyebutkan bahwa probiotik dapat membantu meningkatkan metabolisme dan mengurangi peradangan, yang sering dikaitkan dengan resistensi insulin pada penderita diabetes.

Namun, konsumsi tape ketan putih harus diperhatikan karena indeks glikemiknya cukup tinggi, artinya dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah dengan cepat. Jika dikonsumsi dalam jumlah kecil dan dikombinasikan dengan makanan berserat tinggi atau protein, dampaknya bisa dikendalikan.

Baca Juga : Simak Tips yang Jarang Dibahas Cara Menjaga Kesehatan Pankreas, Disini!

Bolehkah Penderita Diabetes Mengonsumsi Tape Ketan?

Jawabannya bergantung pada bagaimana dan seberapa banyak tape ketan dikonsumsi. Beberapa hal yang bisa diperhatikan:

  • Porsi kecil lebih baik – Mengonsumsi tidak lebih dari 50 gram tape ketan dalam satu waktu dapat membantu mengontrol lonjakan gula darah.
  • Kombinasi dengan makanan berserat – Menyantap tape ketan bersama dengan makanan tinggi serat seperti chia seed atau sayuran bisa memperlambat penyerapan gula.
  • Alternatif lebih sehat – Jika ingin tetap menikmati makanan fermentasi tanpa meningkatkan gula darah terlalu drastis, bisa mencoba tempe atau yoghurt tanpa gula tambahan.

Bagi penderita diabetes yang tetap ingin menikmati nasi tanpa lonjakan gula darah, memilih beras dengan indeks glikemik rendah seperti Beras Amandia bisa menjadi solusi cerdas. Beras ini memungkinkan Anda tetap menikmati makanan pokok tanpa perlu khawatir dengan kadar gula darah yang melonjak.

Baca Juga : Cara Merawat Luka Diabetes agar Cepat Sembuh dan Tidak Semakin Parah

Kesimpulannya?

Tape ketan putih bukan makanan yang harus benar-benar dihindari, tapi juga bukan yang bisa dikonsumsi sembarangan bagi penderita diabetes. Dengan kontrol porsi dan kombinasi yang tepat, tape ketan masih bisa dinikmati sesekali. Namun, untuk konsumsi harian, memilih makanan dengan indeks glikemik rendah seperti Beras Amandia lebih direkomendasikan agar kadar gula darah tetap stabil dan tubuh tetap bertenaga. Jadi, apakah Anda masih ingin mencoba tape ketan? Pilihlah dengan bijak!

Apakah Diabetes Boleh Makan Ketan? Yuk Cari Tahu Disini

Apakah Diabetes Boleh Makan Ketan? Yuk Cari Tahu Disini

amandia.id – Bagi sebagian orang, ketan adalah makanan favorit yang tak tergantikan, terutama di Indonesia yang kaya akan kuliner berbahan dasar ketan, mulai dari lemper hingga ketan hitam. Namun, bagi mereka yang hidup dengan diabetes, kelezatan ini bisa menjadi dilema. Apakah penderita diabetes boleh makan ketan?

Ketan berasal dari jenis beras yang berbeda dengan beras putih biasa. Teksturnya yang lengket dan manis alami kerap menarik perhatian banyak orang. Sayangnya, bagi penderita diabetes, ketan menjadi makanan yang perlu diwaspadai. Beras ketan cenderung memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Menurut sebuah penelitian, setiap 100 gram ketan mengandung sekitar 97 gram karbohidrat . Ini artinya, ketan bisa dengan cepat meningkatkan kadar gula darah, yang berisiko bagi penderita diabetes.

Namun, semua ini bukan berarti penderita diabetes harus sepenuhnya menghindari ketan. Ada beberapa cara agar ketan bisa dinikmati tanpa menimbulkan lonjakan gula darah yang signifikan. Salah satunya adalah dengan mengontrol porsi. Mengonsumsi ketan dalam porsi kecil, bersama dengan makanan yang kaya serat dan protein, dapat membantu menstabilkan lonjakan gula darah.

Di luar itu, penting bagi penderita diabetes untuk memonitor gula darah mereka setelah mengonsumsi makanan berbasis ketan untuk mengetahui seberapa besar dampaknya terhadap tubuh. Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter juga bisa membantu dalam membuat keputusan yang lebih tepat.

Baca Juga : Stres dan Diabetes: Bagaimana Keduanya Berhubungan Erat dan Saling Memperburuk

Indeks Glikemik Beras Ketan: Apa Artinya untuk Penderita Diabetes?

Indeks Glikemik (IG) adalah salah satu faktor penting yang harus diperhatikan oleh penderita diabetes ketika memilih makanan. IG adalah ukuran seberapa cepat karbohidrat dalam makanan meningkatkan kadar gula darah. Semakin tinggi angka IG suatu makanan, semakin cepat makanan tersebut dicerna dan diserap menjadi glukosa.

Beras ketan, sayangnya, memiliki IG yang tergolong tinggi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa beras ketan memiliki IG antara 85 hingga 98, tergantung pada varietas dan cara pengolahannya . Sebagai perbandingan, beras merah yang lebih banyak direkomendasikan untuk penderita diabetes memiliki IG sekitar 55. Ini berarti beras ketan lebih cepat mempengaruhi kadar gula darah dibandingkan dengan beras merah atau jenis beras lainnya.

Meski begitu, bukan berarti beras ketan sepenuhnya “terlarang”. Memasukkan sumber serat seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, atau biji-bijian saat mengonsumsi ketan dapat membantu memperlambat penyerapan gula dan menjaga kestabilan gula darah.

Satu hal yang jarang dibicarakan banyak blog adalah cara memasak beras ketan bisa mempengaruhi IG-nya. Memasak ketan dengan cara mengukus lebih lama dapat sedikit menurunkan IG, karena proses pemasakan yang lambat membuat karbohidrat lebih sulit dipecah menjadi gula dalam tubuh . Ini bisa menjadi strategi yang bermanfaat bagi penderita diabetes yang ingin sesekali menikmati ketan.

Baca Juga : Waspadai Buah yang Terlihat Aman Ternyata Buah yang Dilarang untuk Penderita Diabetes

Kesimpulan

Ketan mungkin bukan makanan yang paling ramah bagi penderita diabetes karena indeks glikemiknya yang tinggi dan kandungan karbohidrat yang besar. Namun, dengan strategi yang tepat—mengontrol porsi, menambahkan serat, dan memilih cara memasak yang lebih baik—ketan masih bisa dinikmati sesekali tanpa terlalu membahayakan kestabilan gula darah.

Pada akhirnya, setiap individu berbeda, dan penting bagi penderita diabetes untuk memperhatikan respons tubuh mereka terhadap makanan tertentu. Bagaimana pengalaman Anda dengan ketan? Sudah pernah mencoba strategi-strategi di atas?