Stres dan Diabetes: Bagaimana Keduanya Berhubungan Erat dan Saling Memperburuk

Stres dan Diabetes: Bagaimana Keduanya Berhubungan Erat dan Saling Memperburuk

Amandia.id – Stres adalah bagian tak terelakkan dari kehidupan kita sehari-hari. Dari pekerjaan, hubungan, hingga tekanan sosial, berbagai faktor bisa memicu stres yang berdampak pada kesehatan tubuh. Tetapi tahukah Anda bahwa stres tidak hanya memengaruhi kesehatan mental tetapi juga bisa memperburuk kondisi diabetes?

Sebaliknya, diabetes juga bisa menjadi sumber stres tersendiri, menciptakan lingkaran setan yang berbahaya. Dalam artikel ini, kita akan membahas hubungan stres dengan diabetes, termasuk dampak jangka panjang dan cara mengelolanya dengan lebih baik.

Bagaimana Stres Mempengaruhi Gula Darah?

Ketika kita stres, tubuh merespons dengan melepaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol. Hormon ini memicu tubuh untuk melepaskan glukosa tambahan ke dalam aliran darah sebagai sumber energi. Pada orang sehat, peningkatan ini biasanya bisa diimbangi oleh insulin. Namun, bagi penderita diabetes, tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau menggunakan insulin secara efektif, menyebabkan peningkatan gula darah yang berbahaya.

Menurut American Diabetes Association (ADA), stres emosional dapat memicu lonjakan gula darah yang signifikan, terutama pada penderita diabetes tipe 2. Sebuah studi oleh Diabetes Care menunjukkan bahwa penderita diabetes yang mengalami stres berat memiliki risiko hingga 1,4 kali lebih tinggi mengalami komplikasi terkait diabetes dibandingkan mereka yang dapat mengelola stres dengan baik.

Tidak hanya itu, stres kronis juga dapat menyebabkan perilaku tidak sehat, seperti makan berlebihan, pola makan buruk, dan kurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan ini semuanya dapat memengaruhi kontrol gula darah dan membuat pengelolaan diabetes menjadi lebih sulit.

Baca Juga : Ciri-Ciri Diabetes di Usia Muda: Kenali Tandanya Sebelum Terlambat!

Lingkaran Setan Antara Stres dan Diabetes

Diabetes sendiri sering kali menjadi penyebab stres tambahan. Rasa cemas tentang kadar gula darah, komplikasi yang mungkin timbul, serta pengelolaan harian yang memerlukan perhatian penuh dapat menciptakan beban psikologis yang berat. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychosomatic Research menemukan bahwa lebih dari 30% penderita diabetes mengalami apa yang disebut “distress diabetes,” yaitu stres yang terkait langsung dengan pengelolaan penyakit ini.

Distress diabetes dapat memperburuk kontrol gula darah dan pada gilirannya, gula darah yang tidak stabil dapat meningkatkan stres. Ini menciptakan siklus negatif di mana keduanya saling memperburuk kondisi satu sama lain. Jika tidak dikelola, siklus ini dapat menyebabkan kondisi serius, seperti neuropati, penyakit jantung, atau gangguan ginjal.

Namun, hal ini tidak selalu menjadi akhir dari cerita. Penting bagi penderita diabetes untuk mengenali tanda-tanda stres dan mencari cara efektif untuk mengelolanya.

Baca Juga : Menu Makanan Sehari-Hari untuk Penderita Diabetes

Cara Efektif Mengelola Stres untuk Penderita Diabetes

Mengelola stres adalah kunci untuk menjaga kesehatan jangka panjang penderita diabetes. Salah satu cara yang sangat efektif adalah dengan menggunakan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Harvard Medical School menunjukkan bahwa praktik mindfulness dan meditasi dapat menurunkan kadar kortisol serta meningkatkan kontrol gula darah pada penderita diabetes.

Selain itu, olahraga teratur adalah cara lain yang ampuh untuk mengurangi stres dan meningkatkan sensitivitas insulin. Menurut penelitian oleh Diabetes UK, aktivitas fisik teratur dapat menurunkan stres dan membantu menstabilkan gula darah, bahkan dengan hanya melakukan aktivitas ringan seperti berjalan kaki selama 30 menit per hari.

Jangan lupakan dukungan sosial! Berbicara dengan teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental juga dapat memberikan pandangan baru dan bantuan dalam mengelola stres yang muncul karena diabetes.

Kesimpulan

Stres dan diabetes memiliki hubungan yang kompleks dan saling mempengaruhi. Stres dapat memicu lonjakan gula darah yang berbahaya, sedangkan diabetes bisa menjadi sumber stres yang signifikan. Untuk itu, sangat penting bagi penderita diabetes untuk mengenali tanda-tanda stres dan menemukan cara yang efektif untuk mengelolanya. Dengan olahraga, teknik relaksasi, serta dukungan sosial yang tepat, penderita diabetes dapat memutus siklus negatif ini dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

Mengelola stres bukan hanya tentang menjaga kesehatan mental, tetapi juga merupakan langkah penting dalam pengendalian diabetes yang lebih efektif.

Kenapa Gula Darah Bisa Naik-Turun? Ini Jawabannya!

Kenapa Gula Darah Bisa Naik-Turun? Ini Jawabannya!

Penyebab gula darah naik turun – Jika Anda hidup dengan diabetes, naik-turunnya gula darah adalah hal yang mungkin Anda hadapi setiap hari. Satu saat, gula darah Anda terasa stabil, tapi kemudian mendadak melonjak tanpa peringatan. Apa yang sebenarnya terjadi? Mari kita bongkar penyebab di balik fluktuasi gula darah ini dan bagaimana beras Amandia bisa menjadi sahabat terbaik Anda dalam menjaga kestabilan tersebut.

Apa yang Membuat Gula Darah Naik?

Gula darah naik saat tubuh Anda mendapat asupan karbohidrat, terutama dari makanan yang cepat dicerna seperti nasi putih atau roti. Tapi tunggu dulu, tidak semua karbohidrat sama. Ada yang langsung membuat gula darah naik secara drastis, dan ada pula yang bekerja lebih perlahan.

Salah satu penyebab utama gula darah melonjak adalah indeks glikemik atau biasa disingkat dengan IG dari makanan yang Anda konsumsi. Makanan dengan GI tinggi, seperti nasi putih biasa, dapat membuat gula darah Anda naik drastis. Faktanya, sebuah studi dari American Diabetes Association menemukan bahwa mengonsumsi makanan dengan GI tinggi dapat meningkatkan risiko fluktuasi gula darah hingga 20% lebih tinggi dibandingkan dengan makanan GI rendah .

Namun, beras Amandia adalah solusi cerdas untuk menjaga stabilitas gula darah. Beras ini memiliki GI yang lebih rendah dibandingkan nasi putih biasa, yang berarti karbohidratnya dicerna lebih lambat, mengurangi risiko lonjakan gula darah mendadak.

Baca Juga : Mengenal Lebih Dekat Diabetes Kering: Ciri-ciri, Risiko, dan Pencegahan

Faktor Lain yang Menyebabkan Lonjakan Gula Darah

Selain makanan, ada beberapa faktor lain yang bisa menyebabkan gula darah Anda naik:

  1. Stres: Ketika Anda stres, tubuh melepaskan hormon seperti kortisol dan adrenalin yang bisa meningkatkan gula darah. Menurut sebuah penelitian dari Harvard Medical School, stres kronis dapat meningkatkan gula darah hingga 10-20% dalam jangka panjang .
  2. Kurang Tidur: Tidur yang cukup bukan hanya soal energi, tetapi juga soal gula darah. Kurang tidur dapat mengganggu produksi insulin dan meningkatkan kadar gula darah di pagi hari.
  3. Aktivitas Fisik: Olahraga memang baik untuk menurunkan gula darah, tetapi intensitas dan jenis olahraga yang tidak tepat justru bisa membuatnya melonjak. Misalnya, latihan angkat beban yang terlalu berat tanpa persiapan bisa menyebabkan tubuh melepaskan glukosa lebih banyak dari simpanan energinya.

Apa yang Membuat Gula Darah Turun?

Turunnya gula darah bisa sama berbahayanya dengan lonjakannya. Hipoglikemia, atau gula darah rendah, seringkali disebabkan oleh konsumsi obat diabetes yang berlebihan, melewatkan waktu makan, atau aktivitas fisik yang terlalu intens tanpa asupan yang cukup.

Ini juga bisa terjadi jika Anda salah dalam memilih sumber karbohidrat. Misalnya, makan makanan dengan GI yang sangat rendah tanpa kombinasi protein atau lemak sehat bisa menyebabkan gula darah turun terlalu cepat.

Di sinilah beras Amandia kembali menjadi pilihan yang bijak. Dengan komposisi karbohidrat yang seimbang, beras ini tidak hanya mencegah lonjakan gula darah, tetapi juga menghindari penurunan drastis yang berbahaya.

Baca Juga : Ahli Jantung Menyebutkan Makanan yang Tidak Baik untuk Jantung

Bagaimana Beras Amandia Menjaga Kesehatan

Mari kita dengarkan cerita dari Bu Sari, seorang penderita diabetes yang sudah berjuang mengendalikan gula darahnya selama bertahun-tahun. Sebelum mengenal beras Amandia, Bu Sari sering mengalami fluktuasi gula darah yang membuatnya merasa pusing dan lemas. Namun, setelah mengganti nasi putih dengan beras Amandia, Bu Sari merasakan perbedaan signifikan. Gula darahnya lebih stabil dan energinya pun terjaga sepanjang hari.

Naik-turunnya gula darah adalah tantangan nyata bagi penderita diabetes, tetapi dengan pemahaman tentang penyebab dula darah naik turun yang tepat dan pilihan makanan yang bijak, Anda bisa mengelolanya dengan lebih baik. Beras Amandia dari Eka Farm menawarkan solusi alami untuk menjaga stabilitas gula darah tanpa harus mengorbankan rasa atau kenyamanan.

Ingat, mengendalikan diabetes bukan hanya tentang menghindari makanan tertentu, tetapi juga tentang membuat pilihan yang mendukung kesehatan jangka panjang Anda. Dengan beras Amandia, Anda bisa menikmati hidangan lezat sekaligus menjaga kesehatan dengan lebih baik. Jadi, kenapa tidak mulai hari ini?

Pesan sekarang beras Amandia melalui WA official kami di nomor +628112640150 dan dapatkan penawaran menarik dari kami.

Kesehatan Anda adalah investasi terbaik yang bisa Anda upayakan.